Thursday, July 21, 2016

Makna Daeng Bagi Bugis Makassar


MACCANEWS, -- Kata ‘Daeng’ merupakan bahasa daerah Sulawesi Selatan, yang dalam bahasa Indonesia diartikan kakak lelaki. Sebutan ‘Daeng’ biasa digunakan untuk memanggil orang yang lebih tua. Namun sebutan ‘Daeng’ memiliki makna berbeda bagi tiap suku daerah di Sulawesi Selatan.

Di Sulawesi Selatan, terdapat dua suku besar, yaitu suku Makassar dan Bugis.
Bagi masyarakat Makassar, ‘Daeng’ merupakan kata panggilan untuk tiap orang lelaki maupun lelaki yang lebih tua usianya. Kalau di Makassar, dia kepada semua laki-laki biasanya dipanggil ‘Daeng’.

Kalau bagi masyarakat Bugis, hal ini lain lagi ceritanya. Masyarakat Bugis agak ketat memegang adat yang berlaku, utamanya dalam hal perlapisan  sosial. Pelapisan sosial masyarakat yang tajam merupakan suatu ciri khas bagi masyarakat Bugis. Sejak masa pra Islam masyarakat Bugis mudah mengenal stratifikasi sosial (pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal/bertingkat). Di saat terbentuknya kerajaan dan pada saat yang sama tumbuh dan berkembang secara tajam stratifikasi sosial dalam masyarakat. Startifikasi sosial ini mengakibatkan munculnya jarak sosial antara golongan atas dengan golongan bawah.

Dalam suku Bugis jaman dulu dikenal 3 strata sosial atau kasta, Kasta tertinggi adalah Ana’ Arung (Bangsawan) yang punya beberapa sub kasta lagi. Kasta berikutnya adalah To Maradeka atau orang merdeka (Orang Kebanyakan). Kasta terendah adalah kasta Ata atau budak. Hanya orang-orang yang berkasta Ana’ Arung dan To Maradeka yang berhak memberikan nama gelar pada keturunannya, Sementara kasta Ata tidak berhak untuk menggunakan nama gelar. Bagi bangsawan Bugis (Ana’ Arung), gelarannya  adalah “Andi“, sedangkan bagi To Maradeka bergelar Daeng.

Namun dalam perkembangannya, paggilan “Daeng” saat ini memiliki makna yang beragam. Bisa berarti kakak, bisa pula bermakna kelas  sosial. Namun demikian penggunaannya harus berhati-hati. Apalagi saat ini, penggunaan kata Daeng untuk memanggil  seseorang sering ditujukan untuk masyarakat dengan kelas sosial tertentu. Misalnya, daeng becak (penarik becak), daeng sopir pete-pete (sopir angkot), daeng kuli bangunan dan lain sebagainya.

Di Sulawesi Selatan, khususnya penghormatan kepada tokoh Bugis  termasuk di dalamnya bangsawan biasanya dilakukan dengan menggunakan kata panggilan “Puang”, bukan “Daeng”. Ini secara umum. Jadi hati-hatilah memanggil orang Bugis dengan sebutan “Daeng”. (jn)



Sumber: barastabil.wordpress.com

Baca Juga:

0 komentar:

Ragam

  • Satlantas Polres Barru Peduli Sesama
    15.06.2017 - 0 Comments
    MACCANEWS-Jajaran Satuan Lalulintas (Satlantas) Polres Barru menyantuni warga kurang mampu. Kasat Lantas AKP Darmawati…
Blogger templates. Proudly Powered by Inovasi Digital.