MACCANEWS -- Aksi unjuk rasa yang dilakukan ratusan mahasiswa dari HMI, PMII dan IMM Cabang Bone di Mapolres Bone, Jumat (28/10/2016) dalam rangka Hari Sumpah Pemuda ke 88 diwarnai kericuhan dan remas bagian dada Polwan.
"Saya tidak terima, apalagi ada pengunjuk rasa yang meremas saya dan orangnya itu yang diamankan," ujar salah seorang Polwan sambil mempratekkan bagian dadanya yang diremas.
Meski demikian, permasalahan tersebut dia serahkan sepenuhnya kepada pimpinannya.
"Saya serahkan sepenuhnya Kabag Ops, kalau memang harus dilepaskan, saya juga tidak keberatan," lanjutnya.
Namun hal itu dibantah oleh Jenderal lapangan aksi, Andi Ridho. Menurutnya, tidak ada aksi remas dada yang dilakukan temannya, kalau saling mendorong, memang ada, katanya.
Ia menegaskan pula bahwa tidak ada unsur kesengajaan kalau dikatakan itu pelecehan seksual, karena adanya saling dorong mendorong, teman-teman saya yang dari Kohati juga mengaami hal demikian, tapi dia terima karena memang orang banyak dan sempat ada dorongan.
"Kalau ada aksi saling dorong, memang kami akui, tapi yang namanya meremas atau pelecehan, itu tidak ada. Jadi tidak benar kalau ada yang sengaja melakukan aksi remas. Teman kami juga dari Kohati HMI, ada yang alami demikian, bahkan ada yang kena pukul, tapi kami maklumi karena banyak orang dan tidak mungkin ada kesengajaan," tegas Andi Ridho.
Sedangkan Kabag Ops Polres Bone, Kompol Asrofi pun mengaku ada pengunjuk rasa yang mendorongnya sehingga dirinya terjatuh. Namun dia hanya berharap pada pengunjuk rasa agar beretika dalam melakukan unjuk rasa.
"Kami harap, agar adik-adik mahasiswa menjadikan pelajaran kejadian yang terjadi hari ini, jangan melakukan unjuk rasa yang dapat memicu permasalaha. Mari kita saling menghargai," ujar Asrofi.
Jenderal lapangan aksi, Andi Ridho dalam orasinya di Mapolres Bone menuntut Kapolres Bone, AKBP Raspani menyelesaikan dan menuntaskan semua penanganan kasus oknum polisi yang terlibat narkoba, bahkan meminta AKBP Raspani mengundurkan diri dari Kapolres Bone apabila tidak mampu membersihkan oknum polisi yang terlibat kasus narkoba di markasnya, Mapolres Bone.
Demo yang awalnya tenang tiba-tiba ricuh, karena adanya lemparan batu yang diduga datangnya dari para pendemo yang terdiri dari ratusan orang mahasiswa tersebut, sehingga membuat pihak Polres Bone melakukan tembakan gas air mata untuk meredam lemparan batu dan aksi saling dorong antara mahasiswa dan polisi.
Bahkan, ada dugaan pelecehan yang menimpa Polwan pada saat melakukan pengamanan pada unjuk rasa tersebut, sehingga ada beberapa mahasiswa yang diamankan. Selain itu, ada juga anggota Polwan yang terkena batu, demikian pula di pihak mahasiswa, ada sejumlah Kohati dari HMI Cabang Bone yang diduga mengalami kekerasan.
Namun, setelah dilakukan pertemuan antara Kabag Ops Polres Bone, Kompol Asrofi dengan perwakilan pengunjuk rasa yakni Andi Ridho, Arsyad, Ashar, Andi Syaiful dan Marfian akhirnya terjadi kesepakatan dan pengunjuk rasa yang sempat diamankan akhirnya dilepaskan.
Informasi yang berhasil dihimpun, penyebab kericuhan tersebut diduga kesalah pahaman antara pengunjuk rasa dan pendemo. (imam/Jn)
0 komentar: