Menurut Wali Kota Danny, saat ini perhatian dunia tersedot pada isu pengakuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Reaksi keras datang dari mayoritas negara di dunia yang menentang pengakuan ini.
Dalam pemungutan suara yang diikuti 193 negara anggota PBB, ada 128 negara menentang Presiden Trump dan mendukung resolusi Majelis Umum PBB. Mereka mendesak agar Amerika Serikat menarik pengakuannya atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Selain itu, ada sembilan negara menolak dan 35 lainnya abstain, dan sebanyak 21 negara tidak memberikan suaranya.
"Momen yang bagus untuk mempersatukan umat Islam di dunia. Memberikan kesadaran kepada kita harus bersatu. Tanpa itu (bersatu) kita lemah seperti busa di lautan yang mudah terombang - ambing," kata Danny.
Di Makassar, semangat perjuangan bangsa Palestina menginspirasi pemerintah kota memulai perjuangan membangun umat dimulai dari hal - hal yang sederhana.
Perjuangan itu dimaknai dengan menjawab tantangan bagaimana membangun umat yang dimulai dari unit terkecil dari kota Makassar yaitu lorong yang jumlahnya mencapai 7.256 yang tersebar di 153 kelurahan di 15 kecamatan.
Berbagai persoalan sosial kata Danny banyak ditemukan di lorong - lorong. Mulai dari persoalan ekonomi, pendidikan, kesehatan hingga masalah kriminalitas.
Tak heran jika sebagian besar program pemerintah kota Makassar berbasis lorong, semisal Lorong Garden, Badan Usaha Lorong, Lorong Bebas Jentik, Lorong KB, dan Lorong Sehat.
Di bidang kerohanian, lanjut Danny, pemerintahannya memprogramkan Lorong Anak Saleh. Program ini diakui Danny memiliki tantangan tersendiri karena untuk melahirkan anak soleh dan solehah, kedua orang tuanya juga harus soleh dan solehah.
Orang tua harus memberikan teladan yang baik bagi anak - anaknya sehingga keluarga sakinah, mawaddah, warahmah dapat terwujud.
0 komentar: