ACCARITA - Kepala Dinas Sosial Kota Makassar Akhmad Namsum membuka sosialisasi Pemberdayaan dan Pembinaan Lorong Bagi Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE).
Sosialisasi bertema Mendorong Kegiatan Kewirausahaan Skala Kecil Dalam Mengurangi Ketidaksetaraan Kesejahteraan Sosial Bagi Wanita Rawan Sosial Ekonomi, berlangsung di D’Maleo Hotel, Selasa (25/6/2019).
Akhmad Namsum salam sambutannya mengatakan, menjadi kewajiban kita sebagai aparat maupun masyarakat untuk bersama-sama mengoptimalkan seluruh aspek pembangunan, yang pada hakekatnya bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Sebagaimana program dari Dinas Sosial Kota Makassar dimana salah satu di antaranya adalah Program Pemberdayaan Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)," kata dia.
“Kemiskinan adalah masalah yang mempunyai keterikatan terhadap masalah-masalah sosial di Indonesia. Berbagai kesenjangan terjadi antara masyarakat menengah ke atas dan masyarakat yang berada di garis kemiskinan. Akibatnya, muncul berbagai masalah kesejahteraan, termasuk wanita rawan sosial ekonomi,” ungkap Akhmad menambahkan.
Sementara itu, Kepala Bidang Usaha Kesejahteraan Sosial Muliawati dalam laporannya menyampaikan, dalam konteks pembangunan di Indonesia, masalah kemiskinan semakin menjadi primadona sejak krisis ekonomi melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 lalu.
“Kemiskinan menjadi semakin sering dibicarakan karena adanya peningkatan jumlah penduduk miskin yang cukup tajam yang diakibatkan oleh krisis ekonomi tersebut. Biasanya, wanita rawan sosial ekonomi mempunyai tingkat pendidikan yang rendah, atau minimal tidak tamat pendidikan sekolah dasar," kata dia.
Menurutnya, wanita yang ditinggal oleh suaminya tanpa batas waktu tertentu juga dapat digolongkan ke dalam golongan wanita rawan sosial ekonomi.
"Tujuan kegiatan ini untuk mengurangi jumlah WRSE yang berada dalam garis kemiskinan juga meningkatkan taraf hidup WRSE. Selain itu juga mengembangkan keterampilan WRSE untuk memecahkan masalah yang dihadapi, dan meningkatkan kepedulian masyarakat dalam menangani masalah PMKS di lingkungannya, khususnya masalah WRSE," pungkasnya.
Peserta kegiatan pemberdayaan dan pembinaan lorong bagi wanita rawan sosial ekonomi ini adalah perempuan berusia 19-59 tahun yang menjadi kepala keluarga tanpa memiliki mata pencaharian tetap dan kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan dasar keluarganya.
0 komentar: